Friday, April 19, 2013

Konsep Manusia Menurut 3 Aliran Psikologi

1.Psikoanalisa

Sigmund Freud (6 Mei 1856 - 23 September 1939) adalah seorang psikiater Austria dan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi. Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan pernyataan pada awalnya bahwa prilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas pada awalnya (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya.

Pengalaman seksual dari Ibu, seperti menyusui, selanjutnya mengalami perkembangannya atau tersublimasi hingga memunculkan berbagai prilaku lain yang disesuaikan dengan aturan norma masyarakat atau norma Ayah. Namun dalam perjalanannya setelah kolega kerjanya Alferd Adler, mengungkapkan adanya insting mati didalam diri manusia, walaupun Freud pada awalnya menolak pernyataan Adler tersebut dengan menyangkalnya habis-habisan, namun pada akhirnya Freud pun mensejajarkan atau tidak menunggalkan insting seksual saja yang ada didalam diri manusia, namun disandingkan dengan insting mati (Thanatos). Walaupun begitu dia tidak pernah menyinggung asal teori tersebut sebetulnya dikemukakan oleh Adler awal mulanya.
Freud tertarik dan belajar hipnotis di Perancis, lalu menggunakannya untuk membantu penderita penyakit mental. Freud kemudian meninggalkan hipnotis setelah ia berhasil menggunakan metode baru untuk menyembuhkan penderita tekanan Psikologis yaitu asosiasi bebas dan analisis mimpi. Dasar terciptanya metode tersebut adalah dari konsep alam bawah sadar, asosiasi bebas adalah metode yang digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang ditekan oleh diri seseorang namun terus mendorong keluar secara tidak disadari hingga menimbulkan permasalahan. Sedangkan Analisis Mimpi, digunakan oleh Freud dari pemahamannya bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktivitas emosi lain, hingga aktivitas emosi yang sama sekali tidak disadari. Sehingga metode Analisis Mimpi dapat digunakan untuk mengungkap pesan bawah sadar atau permasalahan terpendam, baik berupa hasrat, ketakutan, kekhawatiran, kemarahan yang tidak disadari karena ditekan oleh seseorang. Ketika hal masalah-masalah alam bawah sadar ini telah berhasil di-ungkap, maka untuk penyelesaian selanjutnya akan lebih mudah untuk diselesaikan.
Hal-hal ini dilakukan untuk mengembangkan sesuatu yang kini dikenal sebagai "obat dengan berbicara". Hal-hal ini menjadi unsur inti psikoanalisis. Freud terutama tertarik pada kondisi yang dulu disebut histeria dan sekarang disebut sindrom konversi.
Teori-teori Freud, dan caranya mengobati pasien, menimbulkan kontroversi di Wina abad kesembilan belas, dan masih diperdebatkan sengit di masa kini. Gagasan Freud biasanya dibahas dan dianalisis sebagai karya sastra, filsafat, dan budaya umum, selain sebagai debat yang berterusan sebagai risalah ilmiah dan kedokteran ini.
2.Behaviorisme
Kaum Behavioris berpendirian bahwa (1) organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis, (2) perilaku adalah hasil pengalaman, dan (3)perilaku digerakkan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan. Asumsi ini diperkuat dengan sumbangan Biologi abad 19, bahwa manusia hanyalah kelanjutan dari organisme yang lebih rendah (mungkin Anda masih ingat dengan teori Darwin yang kontroversial itu). Karenanya, kita dapat memahami manusia dengan meneliti perilaku organisme yang bukan manusia. Misalnya, kita dapat merumuskan teori belajar dengan mengamati bagaimana seekor binatang belajar.

Asumsi bahwa pengalamanlah yang paling berpengaruh dalam membentuk perilaku, menyiratkan betapa plastisnya manusia. Ia mudah dibentuk menjadi apapun dengan menciptakan lingkungan dan pengalaman yang relevan. Lihat kembali ucapan sombong Watson di awal halaman ini. Ucapan Watson bukanlah omong kosong belaka. Ucapan ini dibuktikan oleh Watson dengan satu eksperimen bersama Rosalie Rayner di John Hopkins. Tujuan eksperimen adalah menimbulkan dan menghilangkan rasa takut. Subyek eksperimennya adalah Albert B., bayi sehat berusia 11 bulan yang tinggal di rumah perawatan anak-anak invalid karena ibunya bekerja sebagai perawat di situ. Albert menyayangi tikus putih. Sekarang rasa takut ingin diciptakan. Ketika Albert menyentuh tikus itu, lempengan baja dipukul keras-keras tepat di belakang kepalanya hingga menimbulkan suara mengejutkan. Albert tersentak, tersungkur dan menelungkupkan mukanya ke atas kasur. Proses ini diulangi, kali ini Albert tersentak, tersungkur, dan mulai bergetar ketakutan. Seminggu kemudian, ketika tikus diberikan kepadanya, Albert ragu-ragu dan menarik tangannya ketika hidung tikus itu menyentuhnya. Pada keenam kalinya, tikus diperlihatkan dengan suara keras pukulan baja. Rasa takut Albert bertambah, dan ia menangis keras. Akhirnya, kalau tikus itu muncul (walaupun tidak ada suara keras) Albert mulai menangis, membalik, dan berusaha menjauhi tikus itu. Kelak, ia bukan saja takut pada tikus, tapi ia juga takut pada kelinci, anjing, baju berbulu, dan apa saja yang mempunyai kelembutan seperti bulu tikus. Albert yang malang sudah menjadi patologis. Watson dan Rayner bermaksud menyembuhkannya lagi, bila mungkin, tetapi Albert dan ibunya telah pergi meninggalkan rumah perawatan, dan nasib Albert tidak diketahui.
Eksperimen Albert bukan saja membuktikan betapa mudahnya membentuk atau mengendalikan manusia, tapi juga melahirkan metode pelaziman klasik (classical conditioning). Pelaziman klasik adalah memasangkan stimuli netral atau conditioned stimulus (tikus putih) dengan stimuli tak terkondisikan atau unconditioned stimulus (suara keras akibat pukulan lempeng baja) yang melahirkan perilaku tertentu atau unconditioned response (ketakutan). Setelah pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli yang netral melahirkan respons terkondisikan. Dalam eksperimen di atas, tikus yang netral berubah mendatangkan rasa takut setelah setiap kehadiran tikus dilakukan pemukulan lempengan baja. Pelaziman klasik menjelaskan bahwa setiap kali anak membaca, orang tuanya mengambil buku dengan paksa, anak akan benci pada buku. Bila munculnya Anda selalu berbarengan dengan datangnya malapetaka, kehadiran Anda kemudian akan mendebarkan orang.

Skinner menambahkan jenis pelaziman yang lain. Ia menyebutnya operant conditioning. Kali ini subyeknya adalah burung merpati. Skinner menyimpannya pada sebuah kotak yang bisa diamati. Merpati disuruhnya bergerak sekehendaknya. Satu saat kakinya menyentuh tombol kecil kecil pada dinding kotak. Makanan keluar dan merpatipun bahagia. Mula-mula merpati itu tidak tahu hubungan antara tombol kecil pada dinding dengan datangnya makanan. Sejenak kemudian, merpati tidak sengaja menyentuh tombol, dan makanan turun lagi. Sekarang, bila merpati ingin makan, ia mendekati dinding dan menyentuh tombol. Sikap manusia seperti itu pula. Bila setiap anak menyebut kata yang sopan, segera kita memujinya, anak itu kelak akan mencintai kata-kata sopan dalam komunikasinya. Bila pada waktu mahasiswa membuat prestasi yang baik, kita menghargainya dengan memberi sebuah buku yang bagus, mahasiswa tersebut akan meningkatkan prestasinya. Proses memperteguh respons yang baru dengan mengasosiasikannya pada stimuli tertentu berkali-kali, disebut peneguhan (reinforcement).

Ternyata tidak semua perilaku dapat dijelaskan dengan teori pelaziman. Bandura menambahkan konsep belajar sosial (social learning). Ia mempermasalahkan peranan ganjaran dan hukuman dalam proses belajar. Misalnya, mengapa anak yang berusia 2 tahun dapat berbicara dalam bahasa ibunya? Kaum behavioris tradisional menjelaskan kata-kata yang semula tidak ada maknanya, dipasangkan dengan lambang atau obyek yang punya makna (pelaziman klasik).
Menurut Skinner, mula-mula anak mengucapkan bunyi-bunyi yang tak bermakna. Kemudian orang tua secara selektif meneguhkan ucapan yang bermakna (misalnya "mamah"). Dengan cara ini berangsur-angsur terbentuk bahasa anak yang memungkinkannya bicara. Menurut Bandura, dengan cara seperti ini, penguasaan bahasa akan terbentuk bertahun-tahun, dan cara ini tidak dapat menjelaskan mengapa anak-anak dapat mengucapkan kalimat-kalimat yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya. Bandura berpendapat, belajar terjadi karena peniruan (imitation). Kemampuan meniru respons orang lain, misalnya meniru bunyi yang sering didengar, adalah penyebab utama belajar. Ganjaran dan hukuman bukanlah faktor yang penting dalam belajar, melainkan faktor penting dalam melakukan suatu tindakan (performance). Bila anak selalu diganjar (dihargai) karena mengungkapkan perasaannya, ia akan sering melakukannya. Tapi jika ia dihukum (dicela), ia akan menahan diri untuk bicara, walaupun ia memiliki kemampuan untuk melakukannya. Melakukan suatu perilaku ditentukan oleh peneguhan, sedangkan kemampuan potensial untuk melakukannya ditentukan oleh peniruan.
3.Humanistik
Adler merupakan anak kedua daripada 6 adik-beradik. Beliau mempunyai seorang abang yang bernama Sigmund. Semenjak dari kecil, Adler sering dibanding-bandingkan dengan abiliti abang sulungnya. Adler berasa cemburu dengan abangnya yang sentiasa dibanggakan dalam pencapaian prestasi. Lagipula, Adler tidak mampu untuk bergiat aktif sepertimana kakaknya, Sigmund karena beliau telah didiagnosa menghidap penyakit Pneumonia ketika berumur baru 5 tahun. Lebih menyedihkan, doktor pula mengesahkan penyakit Adler adalah kronik dan sukar dirawat.
Menurut Adler, masalah dalam kehidupan selalu bersifat sosial. Fungsi yang sehat bukan hanya mencintai dan bekerja, melainkan merasakan kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan kesehjateraan mereka. Beberapa prinsip penting dalam teori Adler adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang berjuang untuk mencapai superioritas atau kompetensi personal
2. Setiap orang mengembangkan gaya hidup dan rencana hidup yang sebagian disadar atau direncanakan dan sebagian tidak disadari.
a. Gaya hidup seseorang mengindikasikan pendekatan yang konsisten pada banyak situasi.
b. Rencana hidup dikembangkan berdasarkan pilihan seseorang dan mengarah pada tujuan yang diperjuangkan seseorang untuk dicapai
3. Kualitas kepribadian yang sehat adalah kapasitas untuk mencapai “fellow feeling” atau Gemeinschaftgefuhli, yang fokus pada kesehjateraan orang lain. Adler menyebunya minat sosial.
4. Ego merupakan bagian dari jiwa yang kreatif. Menciptakan realitas baru melalui proses menyusun tujuan dan membawanya pada suatu hasil, disebut dengan fictional goals.
Inferioriy dan Superiority
Manusia dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior. Dengan demikian perilaku kita dijelaskan berdasarkan tujuan dan ekspentasi akan masa depan. Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan untuk menghadapi tugas atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu tidak berarti rendah diri terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, meskipun ada unsur membandingkan kemampuan diri dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman. Sedangkan superiority bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan orang lain, melainkan secara berkelanjutan mencoba untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi semakin dekat dengan tujuan ideal seseorang.
Beberapa keadaan khusus seperti dimanja dan ditolak, mungkin dapat membuat seseorang mengembangkan inferiority complex atau superiority complex. Dua kompleks tersebut berhubungan erat. Superiority complex selalu menyembunyikan atau bentuk kompensasi dari inferior. Sedangkan inferiority complex menyembunyikan perasaan superior. Adler meyakini bahwa motif utama setiap orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten, berprestasi dan kreatif.
Social Interest
Social interest merupakan bentuk kepedulian atas kesehjateraan orang lain yang berkelanjutan sepanjang kehidupan untuk mengarahkan perilaku seseorang. Meskipun minat sosial dilahirkan, tetapi menurut Adler terlalu lemah atau kecil untuk dapat berkembang dengan sendirinya. Oleh karena itu menjadi tugas Ibu, yang menjadi orang pertama dalam pengalaman seorang anak, untuk mengembangkan potensi tersebut. Apabila ibu tidak dapat membantu anak untuk memperluas minat sosialnya, maka anak akan cenderung tidak memiliki kesiapan ketika menghadapi masalah dalam lingkungan sosialnya.
Minat sosial memungkinkan seseorang untuk berjuang mencapai superior dengan cara yang sehat dan kurangnya minat sosial tersebut dapat mengarahkan pada fungsi yang maladaptif. Semua kegagalan seperti neurotik, psikotik, pemabuk, anak yang bermasalah dan lainnya disebabkan kurangnya memiliki minat sosial mereka mengatasi masalah pekerjaan, persahabatan dan seks tanpa memiliki keyakinan bahwa hal tersebut dapat diselesaikan dengan cara kerja sama. Makna yang diberikan pada kehidupan lebih bernilai pribadi. Tidak ada orang lain yang mendapatkan keuntungan dengan tercapainya tujuan mereka. Tujuan keberhasilan merupakan merasakan superioritas personal dan hanya berarti untuk diri mereka sendiri. sebagai manusia yang sehat, maka pada waktu yang bersamaan ia akan berjuang mencapai superior dengan membantu orang lain mencapai tujuan mereka.
Style of Life
Melalui konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha mencapai superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia melakukannya dengan cara yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada. Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang berikan mengenai kehidupannya atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap orang akan mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya dan mereka berjuang untuk mencapai hal tersebut.
Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, melainkan dibentuk oleh persepsi dan interpretasinya mengenai kedua hal tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya, melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.
Adler’s typology of personality
Adler mengembangkan teori mengenai tipe kepribadian berdasakan derajat minat sosial dan aktivitas yang dimiliki seseorang, hal yang terpenting bagi Adler bukanlah bagaimana seseorang mengatasi perasaan inferioritasnya, melainkan sejauhmana seseorang mengembangkan gaya hidup yang konstruktif dibandingkan yang destruktif. Sejauhmana empati dan minat sosial dari masing-masing tipe. Kapasitas untuk berempati merupakan hal yang penting dalam kehidupan.
Berikut adalah 4 tipe berdasarkan tipologi ini:
1. The Rulling-dominant Type: asertif, agresif fdan aktif. Ia memanipulasi dan menghadapi situasi kehidupan dan orang-orang didalamnya, tingkat aktivitasnya tinggi tetapi dikombinasikan denan minat sosial yang minimal. Aktivitas yang dilakukan dapat mengarah pada perilaku antisosial.
2. The Getting-Leaning Type: mengharapkan orang lain memenuhi kebutuhannya dan mendukung minatnya, bergantung pada orang lain. Merupakan kombinasi antara minat sosial yang rendah dan tingkat aktivitas yang rendah.
3. The Avoidant Type: menarik diri dari permasalahan. Menghadapi suatu tugas dengan cara menghindar. Memiliki minat sosail yang rendah dan tingkat aktivitas yang sangat rendah.
4. The Society Useful Type: Merupakan tipe yang paling sehat. Memiliki penilaian yang realistik atas masalah yang dihadapi. Memiliki orientasi sosial dan bekerjasama dengan orang lain untuk mengahadapi tugas kehidupan. Merupakan kombinasi antara tingat aktivitas dan minat sosial yang tinggi.
Neurotic Safeguarding Strategies
Semua orang neurotik menciptakan pengamanan atas harga dirinya, seperti defense mechanism menurut Freud. Pengamanan tersebut merupakan perlindungan terhadap self atau ego dari pengaruh luar, biasanya interpersonal, ancaman. Terdapat 3 strategi pengamanan, yaitu:
1. Excuses atau strategi rasionalisasi
Seseorang mencoba untuk membebaskan dirinya dari tuntutan umum kehidupan dengan cara menekankan pada simtom neurotiknya, simtom neurotik digunakan sebagai alasan untuk melarikan diri dari tuntutan kehidupan sehingga tidak menunjukkan yang terbaik. Seseorang merasa aman karena adanya kebebasan untuk tidak melakukan yang terbaik dari tuntutannya yang kurang terhadap perkembangan diri.
2. Aggresive Strategies
a. Depreciation: kecenderungan merendahkan orang lain sehingga orang tersebut tidak terlihat superior sebagai ancaman, melebihkan penilaian diri dalam hubungannya dengan orang lain. Strategi untuk mencapai superior dengan membuat orang lain merasa inferior.
b. Accusation: perasaan tidak disadari yang menyalahkan orang lain atas perasaan inferior dan frustasi yang dialami. Mengarah pada ekspresi langsung kemarahan
c. Self-accusation: menyalahkan diri sendiri atas ketidakberuntungan yang dialami. Hal itu dilakukan dengan cara yang dapat menarik perhatian, simpati atau bantuan dari orang lain.
3. Distancing Strategies
Melindungi harga diri dengan membatasi keterlibatan dalam kehidupan dan menghindari tantangan yang memungkinkan adanya resiko kegagalan.
a. Moving backward: adanya konflik mendasar dimana seseorang menginginkan kesuksesan dan menghindari kegagalan. Pada akhirnya orang tersebut memiliki motivasi untuk tidak melakukan apapun atau kembali pada tahap perkembangan yang kurang mencerminkan kecemasan.
b. Standing Still: seseorang tidak melakukan apapun dalam taraf yang lebih dramatis. Ia menolak tanggung jawab yang memungkinkan adanya evaluasi. Melindungi diri dari kegagalan dengan tidak melakukan apapun.
c. Hesitation: secara tidak sadar menciptakan kesulitan pada diri dan juga menciptakan cara untuk tidak mengatasinya sehingga menjadi simtom neurotik. Mengulur waktu sehingga masalah tidak perlu lagi dihadapi.
d. Construction of obstacles: bentuk pengecualian karena seseorang melihat masalah yang mungkin dapat mencegahnya untuk menunjukkan usaha yang lebih besar sehingga dapat melindungi harga dirinya.
Faulty Life-styles
Gaya hidup yang maladaptif merupakan hasil dari tiga kondisi, yaitu cacat fisik, gaya hidup dimanja dan gaya hidup diabaikan. Anak dengan cacat fisik cenderung memilki perasaan tidak adekuat dalam memenuhi tugas dalam hidupnya. Pengertian dari orangtua dapat membantu anaknya untuk mengembangkan kekuatan untuk mengkompensasikan kelemahannya itu. Anak yang dimanja gagal untuk mengembangkan minat sosial dan memenuhi harapan sosial. Ia memiliki kebutuhan untuk menerima tanpa memberi, anak akan sedikit atau tidak melakukan sesuatu untuk orang lain dan memanipulasi orang lain untk memuaskan kebutuhannya. Sedangkan anak yang diabaikan dapat menjadi musuh di lingkungannya dan didominasi oleh kebutuhan untuk balas dendam.
Penelitian Khas Adler mengenai Urutan Kelahiran
Sejalan dengan perhatian Adler terhadap penentu sosial kepribadian, ia mengamati bahwa kepribadian anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu dalam satu keluarga akan berlainan.
1. Anak Pertama
Menurut Adler, anak pertama memiliki posisi yang unik, yaitu sebagai anak satu-satunya pada suatu waktu, dan kemudian mengalami pergeseran status ketika anak kedua lahir. Anak pertama awalnya mendapatkan perhatian utuh sampai terbagi saat adiknya lahir. Peristiwa tersebut mengubah situasi dan pandangan anak pertama terhadap dunia. Bila anak pertama berusia lebih tua 3 tahun atau lebih ketika memiliki adik, maka biasanya akan merasa permusuhan dan kebencian terhadap adiknya.
2. Anak Tengah
Ciri anak tengah adalah ambisius. Ia selalu berusaha melebihi kakaknya dan cenderung memberontak atau iri hati. Tetapi pada umumnya ia dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik.
3. Anak Bungsu
Anak bungsu adalah anak yang dimanjakan. Sama seperti anak sulung, kemungkinan ia akan menjadi anak yang bermasalah dan menjadi orang dewasa yang neurotik dan tidak mampu menyesuaikan diri.
4. Anak Kedua
Sifat anak ini selalunya lebih agresif berbanding dengan anak sulong. Dia selalu dibantu dalam banyak perkara dan sentiasa ada penyokong di belakang kejayaannya –sama ada ibu, bapa atau kakak atau abangnya. Dia turut mempunyai daya saing yang lebih tinggi dan sering kali berlumba- lumba untuk menjadi yang lebih baik daipada adik- beradiknya yang lain. Anak kedua boleh menjadi seorang yang degil atau cuba dilihat menyerlah daripada orang lain dalam apa- apa perkara.
5. Anak Kembar
Salah satu daripada pasangan kembar ini akan bersifat lebih agresif, cerdas, dan aktif. Maka, ibu bapa mereka cenderung melihat salah seorang daripada mereka adalah kakak atau abang kepada yang satu lagi. Anak kembar boleh mengalami masalah ketidaktentuan identiti. Pasangan kembar yang lebih menyerlah akan menjadi ketua dan model kepada pasangannya yang lebih lemah dan pasif. 


Nama:Emir Arnas
NPM:12511426
Kelas:2PA09


Sumber:
Hall, Calvin S. & Gardner Lindzey. (!985). Intoduction to Theories Personality. New York: John Wiley and Sons Inc.
http://www.psychologymania.com/2010/04/alfred-adler-tokoh-psikologi-humanistik.html