1.Psikoanalisa
Sigmund Freud (6 Mei 1856 - 23 September 1939) adalah seorang
psikiater Austria dan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi. Konsep dari
teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang
mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan
pernyataan pada awalnya bahwa prilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas
pada awalnya (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil
dari ibunya.
Pengalaman
seksual dari Ibu, seperti menyusui, selanjutnya mengalami perkembangannya atau
tersublimasi hingga memunculkan berbagai prilaku lain yang disesuaikan dengan
aturan norma masyarakat atau norma Ayah. Namun dalam perjalanannya setelah
kolega kerjanya Alferd Adler, mengungkapkan adanya insting mati didalam diri
manusia, walaupun Freud pada awalnya menolak pernyataan Adler tersebut dengan
menyangkalnya habis-habisan, namun pada akhirnya Freud pun mensejajarkan atau
tidak menunggalkan insting seksual saja yang ada didalam diri manusia, namun
disandingkan dengan insting mati (Thanatos). Walaupun begitu dia tidak pernah
menyinggung asal teori tersebut sebetulnya dikemukakan oleh Adler awal mulanya.
Freud
tertarik dan belajar hipnotis di Perancis, lalu menggunakannya untuk membantu
penderita penyakit mental. Freud kemudian meninggalkan hipnotis setelah ia
berhasil menggunakan metode baru untuk menyembuhkan penderita tekanan
Psikologis yaitu asosiasi bebas dan analisis mimpi. Dasar terciptanya metode
tersebut adalah dari konsep alam bawah sadar, asosiasi bebas adalah metode yang
digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang ditekan oleh diri seseorang
namun terus mendorong keluar secara tidak disadari hingga menimbulkan
permasalahan. Sedangkan Analisis Mimpi, digunakan oleh Freud dari pemahamannya
bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar,
pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktivitas emosi
lain, hingga aktivitas emosi yang sama sekali tidak disadari. Sehingga metode
Analisis Mimpi dapat digunakan untuk mengungkap pesan bawah sadar atau
permasalahan terpendam, baik berupa hasrat, ketakutan, kekhawatiran, kemarahan
yang tidak disadari karena ditekan oleh seseorang. Ketika hal masalah-masalah
alam bawah sadar ini telah berhasil di-ungkap, maka untuk penyelesaian
selanjutnya akan lebih mudah untuk diselesaikan.
Hal-hal ini
dilakukan untuk mengembangkan sesuatu yang kini dikenal sebagai "obat
dengan berbicara". Hal-hal ini menjadi unsur inti psikoanalisis. Freud
terutama tertarik pada kondisi yang dulu disebut histeria dan sekarang disebut
sindrom konversi.
Teori-teori
Freud, dan caranya mengobati pasien, menimbulkan kontroversi di Wina abad
kesembilan belas, dan masih diperdebatkan sengit di masa kini. Gagasan Freud
biasanya dibahas dan dianalisis sebagai karya sastra, filsafat, dan budaya
umum, selain sebagai debat yang berterusan sebagai risalah ilmiah dan
kedokteran ini.
2.Behaviorisme
Kaum
Behavioris berpendirian bahwa (1) organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial
atau psikologis, (2) perilaku adalah hasil pengalaman, dan (3)perilaku
digerakkan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan
mengurangi penderitaan. Asumsi ini diperkuat dengan sumbangan Biologi abad 19,
bahwa manusia hanyalah kelanjutan dari organisme yang lebih rendah (mungkin
Anda masih ingat dengan teori Darwin yang kontroversial itu). Karenanya, kita
dapat memahami manusia dengan meneliti perilaku organisme yang bukan manusia.
Misalnya, kita dapat merumuskan teori belajar dengan mengamati bagaimana seekor
binatang belajar.
Asumsi bahwa pengalamanlah yang paling berpengaruh dalam membentuk perilaku, menyiratkan betapa plastisnya manusia. Ia mudah dibentuk menjadi apapun dengan menciptakan lingkungan dan pengalaman yang relevan. Lihat kembali ucapan sombong Watson di awal halaman ini. Ucapan Watson bukanlah omong kosong belaka. Ucapan ini dibuktikan oleh Watson dengan satu eksperimen bersama Rosalie Rayner di John Hopkins. Tujuan eksperimen adalah menimbulkan dan menghilangkan rasa takut. Subyek eksperimennya adalah Albert B., bayi sehat berusia 11 bulan yang tinggal di rumah perawatan anak-anak invalid karena ibunya bekerja sebagai perawat di situ. Albert menyayangi tikus putih. Sekarang rasa takut ingin diciptakan. Ketika Albert menyentuh tikus itu, lempengan baja dipukul keras-keras tepat di belakang kepalanya hingga menimbulkan suara mengejutkan. Albert tersentak, tersungkur dan menelungkupkan mukanya ke atas kasur. Proses ini diulangi, kali ini Albert tersentak, tersungkur, dan mulai bergetar ketakutan. Seminggu kemudian, ketika tikus diberikan kepadanya, Albert ragu-ragu dan menarik tangannya ketika hidung tikus itu menyentuhnya. Pada keenam kalinya, tikus diperlihatkan dengan suara keras pukulan baja. Rasa takut Albert bertambah, dan ia menangis keras. Akhirnya, kalau tikus itu muncul (walaupun tidak ada suara keras) Albert mulai menangis, membalik, dan berusaha menjauhi tikus itu. Kelak, ia bukan saja takut pada tikus, tapi ia juga takut pada kelinci, anjing, baju berbulu, dan apa saja yang mempunyai kelembutan seperti bulu tikus. Albert yang malang sudah menjadi patologis. Watson dan Rayner bermaksud menyembuhkannya lagi, bila mungkin, tetapi Albert dan ibunya telah pergi meninggalkan rumah perawatan, dan nasib Albert tidak diketahui.
Asumsi bahwa pengalamanlah yang paling berpengaruh dalam membentuk perilaku, menyiratkan betapa plastisnya manusia. Ia mudah dibentuk menjadi apapun dengan menciptakan lingkungan dan pengalaman yang relevan. Lihat kembali ucapan sombong Watson di awal halaman ini. Ucapan Watson bukanlah omong kosong belaka. Ucapan ini dibuktikan oleh Watson dengan satu eksperimen bersama Rosalie Rayner di John Hopkins. Tujuan eksperimen adalah menimbulkan dan menghilangkan rasa takut. Subyek eksperimennya adalah Albert B., bayi sehat berusia 11 bulan yang tinggal di rumah perawatan anak-anak invalid karena ibunya bekerja sebagai perawat di situ. Albert menyayangi tikus putih. Sekarang rasa takut ingin diciptakan. Ketika Albert menyentuh tikus itu, lempengan baja dipukul keras-keras tepat di belakang kepalanya hingga menimbulkan suara mengejutkan. Albert tersentak, tersungkur dan menelungkupkan mukanya ke atas kasur. Proses ini diulangi, kali ini Albert tersentak, tersungkur, dan mulai bergetar ketakutan. Seminggu kemudian, ketika tikus diberikan kepadanya, Albert ragu-ragu dan menarik tangannya ketika hidung tikus itu menyentuhnya. Pada keenam kalinya, tikus diperlihatkan dengan suara keras pukulan baja. Rasa takut Albert bertambah, dan ia menangis keras. Akhirnya, kalau tikus itu muncul (walaupun tidak ada suara keras) Albert mulai menangis, membalik, dan berusaha menjauhi tikus itu. Kelak, ia bukan saja takut pada tikus, tapi ia juga takut pada kelinci, anjing, baju berbulu, dan apa saja yang mempunyai kelembutan seperti bulu tikus. Albert yang malang sudah menjadi patologis. Watson dan Rayner bermaksud menyembuhkannya lagi, bila mungkin, tetapi Albert dan ibunya telah pergi meninggalkan rumah perawatan, dan nasib Albert tidak diketahui.
Eksperimen Albert bukan saja membuktikan betapa
mudahnya membentuk atau mengendalikan manusia, tapi juga melahirkan metode
pelaziman klasik (classical conditioning). Pelaziman klasik adalah memasangkan
stimuli netral atau conditioned stimulus (tikus putih) dengan stimuli
tak terkondisikan atau unconditioned stimulus (suara keras akibat
pukulan lempeng baja) yang melahirkan perilaku tertentu atau unconditioned
response (ketakutan). Setelah pemasangan ini terjadi berulang-ulang,
stimuli yang netral melahirkan respons terkondisikan. Dalam eksperimen di atas,
tikus yang netral berubah mendatangkan rasa takut setelah setiap kehadiran
tikus dilakukan pemukulan lempengan baja. Pelaziman klasik menjelaskan bahwa
setiap kali anak membaca, orang tuanya mengambil buku dengan paksa, anak akan
benci pada buku. Bila munculnya Anda selalu berbarengan dengan datangnya
malapetaka, kehadiran Anda kemudian akan mendebarkan orang.
Skinner menambahkan jenis pelaziman yang lain. Ia
menyebutnya operant conditioning. Kali ini subyeknya adalah burung
merpati. Skinner menyimpannya pada sebuah kotak yang bisa diamati. Merpati
disuruhnya bergerak sekehendaknya. Satu saat kakinya menyentuh tombol kecil
kecil pada dinding kotak. Makanan keluar dan merpatipun bahagia. Mula-mula
merpati itu tidak tahu hubungan antara tombol kecil pada dinding dengan
datangnya makanan. Sejenak kemudian, merpati tidak sengaja menyentuh tombol,
dan makanan turun lagi. Sekarang, bila merpati ingin makan, ia mendekati
dinding dan menyentuh tombol. Sikap manusia seperti itu pula. Bila setiap anak
menyebut kata yang sopan, segera kita memujinya, anak itu kelak akan mencintai
kata-kata sopan dalam komunikasinya. Bila pada waktu mahasiswa membuat prestasi
yang baik, kita menghargainya dengan memberi sebuah buku yang bagus, mahasiswa
tersebut akan meningkatkan prestasinya. Proses memperteguh respons yang baru
dengan mengasosiasikannya pada stimuli tertentu berkali-kali, disebut peneguhan
(reinforcement).
Ternyata tidak semua perilaku dapat dijelaskan dengan
teori pelaziman. Bandura menambahkan konsep belajar sosial (social learning).
Ia mempermasalahkan peranan ganjaran dan hukuman dalam proses belajar.
Misalnya, mengapa anak yang berusia 2 tahun dapat berbicara dalam bahasa
ibunya? Kaum behavioris tradisional menjelaskan kata-kata yang semula tidak ada
maknanya, dipasangkan dengan lambang atau obyek yang punya makna (pelaziman
klasik).
Menurut Skinner, mula-mula anak mengucapkan
bunyi-bunyi yang tak bermakna. Kemudian orang tua secara selektif meneguhkan
ucapan yang bermakna (misalnya "mamah"). Dengan cara ini
berangsur-angsur terbentuk bahasa anak yang memungkinkannya bicara. Menurut
Bandura, dengan cara seperti ini, penguasaan bahasa akan terbentuk
bertahun-tahun, dan cara ini tidak dapat menjelaskan mengapa anak-anak dapat
mengucapkan kalimat-kalimat yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya. Bandura
berpendapat, belajar terjadi karena peniruan (imitation). Kemampuan
meniru respons orang lain, misalnya meniru bunyi yang sering didengar, adalah
penyebab utama belajar. Ganjaran dan hukuman bukanlah faktor yang penting dalam
belajar, melainkan faktor penting dalam melakukan suatu tindakan (performance).
Bila anak selalu diganjar (dihargai) karena mengungkapkan perasaannya, ia akan
sering melakukannya. Tapi jika ia dihukum (dicela), ia akan menahan diri untuk
bicara, walaupun ia memiliki kemampuan untuk melakukannya. Melakukan suatu
perilaku ditentukan oleh peneguhan, sedangkan kemampuan potensial untuk
melakukannya ditentukan oleh peniruan.
3.Humanistik
Adler merupakan anak kedua daripada 6
adik-beradik. Beliau mempunyai seorang abang yang bernama Sigmund. Semenjak
dari kecil, Adler sering dibanding-bandingkan dengan abiliti abang sulungnya.
Adler berasa cemburu dengan abangnya yang sentiasa dibanggakan dalam pencapaian
prestasi. Lagipula, Adler tidak mampu untuk bergiat aktif sepertimana kakaknya,
Sigmund karena beliau telah didiagnosa menghidap penyakit Pneumonia ketika
berumur baru 5 tahun. Lebih menyedihkan, doktor pula mengesahkan penyakit Adler
adalah kronik dan sukar dirawat.
Menurut Adler, masalah dalam kehidupan selalu bersifat
sosial. Fungsi yang sehat bukan hanya mencintai dan bekerja, melainkan
merasakan kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan kesehjateraan mereka.
Beberapa prinsip penting dalam teori Adler adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang berjuang untuk mencapai superioritas
atau kompetensi personal
2. Setiap orang mengembangkan gaya hidup dan rencana
hidup yang sebagian disadar atau direncanakan dan sebagian tidak disadari.
a. Gaya hidup seseorang mengindikasikan pendekatan
yang konsisten pada banyak situasi.
b. Rencana hidup dikembangkan berdasarkan pilihan
seseorang dan mengarah pada tujuan yang diperjuangkan seseorang untuk dicapai
3. Kualitas kepribadian yang sehat adalah kapasitas
untuk mencapai “fellow feeling” atau Gemeinschaftgefuhli, yang fokus pada
kesehjateraan orang lain. Adler menyebunya minat sosial.
4. Ego merupakan bagian dari jiwa yang kreatif.
Menciptakan realitas baru melalui proses menyusun tujuan dan membawanya pada
suatu hasil, disebut dengan fictional goals.
Inferioriy dan Superiority
Manusia dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu
mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior. Dengan demikian perilaku kita
dijelaskan berdasarkan tujuan dan ekspentasi akan masa depan. Inferioritas
berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan untuk menghadapi tugas
atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu tidak berarti rendah diri
terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, meskipun ada unsur membandingkan
kemampuan diri dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman.
Sedangkan superiority bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan orang lain,
melainkan secara berkelanjutan mencoba untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi
semakin dekat dengan tujuan ideal seseorang.
Beberapa keadaan khusus seperti dimanja dan ditolak,
mungkin dapat membuat seseorang mengembangkan inferiority complex atau
superiority complex. Dua kompleks tersebut berhubungan erat. Superiority
complex selalu menyembunyikan atau bentuk kompensasi dari inferior. Sedangkan
inferiority complex menyembunyikan perasaan superior. Adler meyakini bahwa
motif utama setiap orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten, berprestasi dan
kreatif.
Social Interest
Social interest merupakan bentuk kepedulian atas
kesehjateraan orang lain yang berkelanjutan sepanjang kehidupan untuk
mengarahkan perilaku seseorang. Meskipun minat sosial dilahirkan, tetapi
menurut Adler terlalu lemah atau kecil untuk dapat berkembang dengan
sendirinya. Oleh karena itu menjadi tugas Ibu, yang menjadi orang pertama dalam
pengalaman seorang anak, untuk mengembangkan potensi tersebut. Apabila ibu
tidak dapat membantu anak untuk memperluas minat sosialnya, maka anak akan
cenderung tidak memiliki kesiapan ketika menghadapi masalah dalam lingkungan
sosialnya.
Minat sosial memungkinkan seseorang untuk berjuang
mencapai superior dengan cara yang sehat dan kurangnya minat sosial tersebut
dapat mengarahkan pada fungsi yang maladaptif. Semua kegagalan seperti
neurotik, psikotik, pemabuk, anak yang bermasalah dan lainnya disebabkan
kurangnya memiliki minat sosial mereka mengatasi masalah pekerjaan,
persahabatan dan seks tanpa memiliki keyakinan bahwa hal tersebut dapat
diselesaikan dengan cara kerja sama. Makna yang diberikan pada kehidupan lebih
bernilai pribadi. Tidak ada orang lain yang mendapatkan keuntungan dengan
tercapainya tujuan mereka. Tujuan keberhasilan merupakan merasakan superioritas
personal dan hanya berarti untuk diri mereka sendiri. sebagai manusia yang
sehat, maka pada waktu yang bersamaan ia akan berjuang mencapai superior dengan
membantu orang lain mencapai tujuan mereka.
Style of Life
Melalui konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan
manusia. Setiap manusia memiliki tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi
superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha mencapai superioritasnya
itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia melakukannya dengan cara
yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai
tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan hidup tertentu, di tempat
orang tersebut berada. Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang berikan
mengenai kehidupannya atau interpretasi unik seseorang mengenai
inferioritasnya, setiap orang akan mengatur kehidupannya masing-masing unuk
mencapai tujuan akhirnya dan mereka berjuang untuk mencapai hal tersebut.
Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak
hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif,
melainkan dibentuk oleh persepsi dan interpretasinya mengenai kedua hal
tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya,
melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.
Adler’s typology of personality
Adler mengembangkan teori mengenai tipe kepribadian
berdasakan derajat minat sosial dan aktivitas yang dimiliki seseorang, hal yang
terpenting bagi Adler bukanlah bagaimana seseorang mengatasi perasaan
inferioritasnya, melainkan sejauhmana seseorang mengembangkan gaya hidup yang
konstruktif dibandingkan yang destruktif. Sejauhmana empati dan minat sosial
dari masing-masing tipe. Kapasitas untuk berempati merupakan hal yang penting
dalam kehidupan.
Berikut adalah 4 tipe berdasarkan tipologi ini:
1. The Rulling-dominant Type: asertif,
agresif fdan aktif. Ia memanipulasi dan menghadapi situasi kehidupan dan
orang-orang didalamnya, tingkat aktivitasnya tinggi tetapi dikombinasikan denan
minat sosial yang minimal. Aktivitas yang dilakukan dapat mengarah pada
perilaku antisosial.
2. The Getting-Leaning Type:
mengharapkan orang lain memenuhi kebutuhannya dan mendukung minatnya,
bergantung pada orang lain. Merupakan kombinasi antara minat sosial yang rendah
dan tingkat aktivitas yang rendah.
3. The Avoidant Type: menarik diri dari
permasalahan. Menghadapi suatu tugas dengan cara menghindar. Memiliki minat
sosail yang rendah dan tingkat aktivitas yang sangat rendah.
4. The Society Useful Type: Merupakan
tipe yang paling sehat. Memiliki penilaian yang realistik atas masalah yang
dihadapi. Memiliki orientasi sosial dan bekerjasama dengan orang lain untuk
mengahadapi tugas kehidupan. Merupakan kombinasi antara tingat aktivitas dan
minat sosial yang tinggi.
Neurotic Safeguarding Strategies
Semua orang neurotik menciptakan pengamanan atas harga
dirinya, seperti defense mechanism menurut Freud. Pengamanan tersebut merupakan
perlindungan terhadap self atau ego dari pengaruh luar, biasanya interpersonal,
ancaman. Terdapat 3 strategi pengamanan, yaitu:
1. Excuses atau strategi rasionalisasi
Seseorang mencoba untuk membebaskan dirinya dari
tuntutan umum kehidupan dengan cara menekankan pada simtom neurotiknya, simtom
neurotik digunakan sebagai alasan untuk melarikan diri dari tuntutan kehidupan
sehingga tidak menunjukkan yang terbaik. Seseorang merasa aman karena adanya
kebebasan untuk tidak melakukan yang terbaik dari tuntutannya yang kurang
terhadap perkembangan diri.
2. Aggresive Strategies
a. Depreciation: kecenderungan merendahkan
orang lain sehingga orang tersebut tidak terlihat superior sebagai ancaman,
melebihkan penilaian diri dalam hubungannya dengan orang lain. Strategi untuk
mencapai superior dengan membuat orang lain merasa inferior.
b. Accusation: perasaan tidak disadari yang
menyalahkan orang lain atas perasaan inferior dan frustasi yang dialami.
Mengarah pada ekspresi langsung kemarahan
c. Self-accusation: menyalahkan diri sendiri
atas ketidakberuntungan yang dialami. Hal itu dilakukan dengan cara yang dapat
menarik perhatian, simpati atau bantuan dari orang lain.
3. Distancing Strategies
Melindungi harga diri dengan membatasi keterlibatan
dalam kehidupan dan menghindari tantangan yang memungkinkan adanya resiko
kegagalan.
a. Moving backward: adanya konflik mendasar
dimana seseorang menginginkan kesuksesan dan menghindari kegagalan. Pada
akhirnya orang tersebut memiliki motivasi untuk tidak melakukan apapun atau
kembali pada tahap perkembangan yang kurang mencerminkan kecemasan.
b. Standing Still: seseorang tidak melakukan
apapun dalam taraf yang lebih dramatis. Ia menolak tanggung jawab yang
memungkinkan adanya evaluasi. Melindungi diri dari kegagalan dengan tidak
melakukan apapun.
c. Hesitation: secara tidak sadar menciptakan
kesulitan pada diri dan juga menciptakan cara untuk tidak mengatasinya sehingga
menjadi simtom neurotik. Mengulur waktu sehingga masalah tidak perlu lagi
dihadapi.
d. Construction of obstacles: bentuk
pengecualian karena seseorang melihat masalah yang mungkin dapat mencegahnya
untuk menunjukkan usaha yang lebih besar sehingga dapat melindungi harga
dirinya.
Faulty Life-styles
Gaya hidup yang maladaptif merupakan hasil dari tiga
kondisi, yaitu cacat fisik, gaya hidup dimanja dan gaya hidup diabaikan. Anak
dengan cacat fisik cenderung memilki perasaan tidak adekuat dalam memenuhi
tugas dalam hidupnya. Pengertian dari orangtua dapat membantu anaknya untuk
mengembangkan kekuatan untuk mengkompensasikan kelemahannya itu. Anak yang
dimanja gagal untuk mengembangkan minat sosial dan memenuhi harapan sosial. Ia
memiliki kebutuhan untuk menerima tanpa memberi, anak akan sedikit atau tidak
melakukan sesuatu untuk orang lain dan memanipulasi orang lain untk memuaskan
kebutuhannya. Sedangkan anak yang diabaikan dapat menjadi musuh di
lingkungannya dan didominasi oleh kebutuhan untuk balas dendam.
Penelitian Khas Adler mengenai Urutan Kelahiran
Sejalan dengan perhatian Adler terhadap penentu sosial
kepribadian, ia mengamati bahwa kepribadian anak sulung, anak tengah, dan anak
bungsu dalam satu keluarga akan berlainan.
1. Anak Pertama
Menurut Adler, anak pertama memiliki posisi yang unik,
yaitu sebagai anak satu-satunya pada suatu waktu, dan kemudian mengalami
pergeseran status ketika anak kedua lahir. Anak pertama awalnya mendapatkan
perhatian utuh sampai terbagi saat adiknya lahir. Peristiwa tersebut mengubah
situasi dan pandangan anak pertama terhadap dunia. Bila anak pertama berusia
lebih tua 3 tahun atau lebih ketika memiliki adik, maka biasanya akan merasa
permusuhan dan kebencian terhadap adiknya.
2. Anak Tengah
Ciri anak tengah adalah ambisius. Ia selalu berusaha
melebihi kakaknya dan cenderung memberontak atau iri hati. Tetapi pada umumnya
ia dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik.
3. Anak Bungsu
Anak bungsu adalah anak yang dimanjakan. Sama seperti
anak sulung, kemungkinan ia akan menjadi anak yang bermasalah dan menjadi orang
dewasa yang neurotik dan tidak mampu menyesuaikan diri.
4. Anak Kedua
Sifat anak ini selalunya lebih agresif berbanding
dengan anak sulong. Dia selalu dibantu dalam banyak perkara dan sentiasa ada
penyokong di belakang kejayaannya –sama ada ibu, bapa atau kakak atau abangnya.
Dia turut mempunyai daya saing yang lebih tinggi dan sering kali berlumba-
lumba untuk menjadi yang lebih baik daipada adik- beradiknya yang lain. Anak
kedua boleh menjadi seorang yang degil atau cuba dilihat menyerlah daripada
orang lain dalam apa- apa perkara.
5. Anak Kembar
Salah satu daripada pasangan kembar ini akan bersifat
lebih agresif, cerdas, dan aktif. Maka, ibu bapa mereka cenderung melihat salah
seorang daripada mereka adalah kakak atau abang kepada yang satu lagi. Anak
kembar boleh mengalami masalah ketidaktentuan identiti. Pasangan kembar yang
lebih menyerlah akan menjadi ketua dan model kepada pasangannya yang lebih
lemah dan pasif.
Nama:Emir Arnas
NPM:12511426
Kelas:2PA09
Nama:Emir Arnas
NPM:12511426
Kelas:2PA09
Sumber:
Hall, Calvin S. & Gardner Lindzey. (!985). Intoduction
to Theories Personality. New York: John Wiley and Sons Inc.
http://www.psychologymania.com/2010/04/alfred-adler-tokoh-psikologi-humanistik.html
No comments:
Post a Comment